Senin, 14 Agustus 2017
Wahai saudariku muslimah, sungguh Allah Ta’ala telah mengkhususkan ayat ini untuk kalian:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kalian tetap berada di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah terdahulu” (Al Ahzab: 33).
Marilah kita mencoba mengambil pelajaran dari perintah Allah dalam ayat di atas.
Kemuliaan Muslimah Diraih di Dalam Rumah
Ayat di atas bisa dibaca dengan dua bacaan :
Yang pertama dibaca (وَقَرْنَ) (Wa qarna), berasal dari kata (القَرَار). Maknanya adalah tinggal dan menetap di dalam rumah dan tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan yang mendesak.
Dibaca (وَقِرْنَ) (Wa qirna), berasal dari kata (ألوَقَار) yang artinya kewibawaan dan kemuliaan.
Kedua makna di atas saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Wanita yang tinggal di rumahnya maka akan memiliki kewibawaan dan kemuliaan. Apabila mereka sering keluar rumah dan tidak berada di rumahnya maka dirinya akan jauh dari kewibaan dan akan berganti dengan kondisi yang sebaliknya.
Tanggung Jawab Besar di Dalam Rumah
Allah berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
“Dan hendaklah kalian tetap berada di dalam rumah-rumah kalian.”
Dinisbatkan ‘‘rumah-rumah kalian” kepada wanita, padahal secara umum para wanita tinggal di rumah milik suaminya, ini menunjukkan bahwa ada kekhususn wanita dengan rumah, yaitu dengan tinggal di rumah, menjaganya, dan tanggung jawab yang besar terhadap rumah yang dia tempati. Oleh karena itu, dinisbatkan rumah itu kepada wanita. Dengan demikian para wanita tertuntut untuk tetap tinggal di dalamnya dan tidak keluar rumah kecuali jika memang ada kebutuhan yang mengharuskan untuk keluar rumah.
Penjelasan atas Larangan Berhias (Tabarruj)
Selanjutnya Allah berfrman,
وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah terdahulu.”
Jika wanita keluar rumah untuk suatu keperluan maka dia wajib berpegang teguh dengan aturan dan adab syariat Islam. Termasuk perbuatan tabarruj yang terlarang adalah membuka aurat, menampakkan keindahan dan perhiasan, memakai parfum, berdandan, dan menimbulkan fitnah serta menggoda pandangan laki-laki. Ini semua merupakan perbuatan jahiliyah orang-orang terdahulu yang apabila wanita melakukannya maka akan jatuh dan rendah harga dirinya. Wal’iyadzubillah.
Rujukan : Mau’idhotun Nisaa’ karya Syaikh ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin al’ Abbad al Badr hafidzahumallah.
Jumat, 04 Juli 2014
Syukur Ya Allah ..Engkau berikan kami umur untuk menikmati bulan RamadhanMu yang penuh berkah,masukkan kami kedalam golongan orang_orang yang ikhlas dan jadikan kami orang_orang yang penuh syukur kepadaMu....aamiin
Ada sebuah Kisah, seorang suami yang mengira KEBAHAGIAAN identik dgn MATERI, shingga dia menyuruh istrinya utk BERKARIR (bekerja), Menopang mencari Nafkah Keluarga
Soalnya abi merasa capai lahir bathin, selama ini hanya abi yg 'bekerja' mencari nafkah.
Umi ,,: maksud abi??
Abi,,,, ; 'dulu sebelum menikah dgn abi, kan umi prnh bkrja di sbuah bank, gimana kalo skrng umi bkrja lagi?? Kbtln abi melihat ada bank swasta yg baru akan di buka di sini, gimana kalo umi melamar?? Abi rasa dgn pendidikan umi yg sarjana akuntansi, serta pengalaman kerja umi,, tak ada kesulitan buat umi utk bisa mnjd karyawatinya...
Umi,, ; ''Abi, jika umi bekerja lagi, tidak masalah, jika mmg itu utk kebaikan kita dan abi mengijinkan... Tapi sebelum umi akhirnya aktif mnjd wanita karir, umi ada satu permintaan sama abi.
Suami ; ''apa itu?? Insya Allah abi akan sanggup.
Istri ; ''abi, selama ini kan abi dilayani dgn baik smua kebutuhan dn keperluannya, kapan saja abi butuh sesuatu, umi selalu ada dn brusaha mengadakannya,, tapi nanti jika umi telah brkerja,, apakah abi ridha jika semua brubah?
Suami,,; 'maksd umi apa? Apakah umi akan meninggalkan abi?
Istri .. ; ''bukan begitu abi, maksd umi.. Jk umi sdh krja kantoran lagi, maka bisa jadi makanan kitapn akan sll instan, mngkin suatu wkt nanti abi butuh umi, tp umi tdk ada, krn ksbkn kerja mnyita wkt umi, mngkin jg abi hrs belajar membuat kopi sndiri, dn pd saat k kantor jk ada pakaian abi yg blm smpat umi setrika, abi hrs setrika sndiri. Krn nantinya kita brdua akan sama2 sibuk dn trburu2 dgn pekerjaan, apakah abi sanggup??
Suami ,, : ''oh itu,, Pasti akan sanggup sayang. Abi akan belajar mandiri skrng.. Asal biaya kebutuhan keluarga kita trtunjang.
Istri,,: ''sebenarnya kalo masalah kebutuhan keluarga, umi merasa 'cukup' koq,. Dn abi sndiri liat kan? Sebisanya gaji abi, dpt menutupi kebutuhan bulanan kita, bahkan umi bisa mnyisipkn sedikit dr itu utk hal2 yang darurat.
Suami ; ''iya sih, abi tahu,, tp abi ingin keluarga kita spt yg lain, yg dpt meningkat kehidupannya krn suami dn istri yg bekerja.
Istri ; ''okelah, jika mksd abi bgt. Umi akan coba mengirimkn lamaran k bank yg akan di buka itu.
Memang diakuinya,, sejak istrinya bekerja dlm 2 bln ini, hmpir smua kbtahn mereka di danai istri, tp meski bgt dia tetap menyerahkn gajinya kpd istrinya utuh., yang tekdng istrinya brkata agar dia pakai sj, jika dia ada yg mau di beli. Bhkn kini mereka sdh pnya sebuah kndaraan roda 4, yg dia pakai k kantor, smntara sang istri mndpt mobil dinas. Tapi,,, dia mrs ada yg hambar dlm hidupnya. Sungguh,,, dia rindu masa2 dimana istrinya blm bkrja..
Hingga suatu malam, tatkala di lihatnya istrinya sdng lemburan, diapn mendekat dn mngutarakan apa yg di rasakannya..
Suami,,: ''umi, lagi lembur ya?? Istirahatlah, nanti umi sakit.
Istri : 'wah, ngg bisa abi, laporan ini hrs selesai di periksa, bsk akan di lihat olh boss...
Suami ; ''umi boleh abi bicara??
Istri ,,: memandang suami dn trsenyum,,''dari tadi kita sdh bicara kan ??'' ada apa sih bi,,?? Koq sptnya serius banget??
Suami,, : ''memang serius koq mi,, dn ini yg sdng mnganggu hati abi akhir2 ini..
Istri.. : ''lho,, apa yg trjadi bi?? (blm mengerti)
Suami ;, ''tidak ada yg trjadi, hnya saja abi merasa telah kehilangan umi sejak umi bekerja. Dn abi rindu masa2 kita dl, dimana umi sll ada waktu utk abi... Kalo boleh abi meminta,, gimana jika umi brhenti bkerja saja???
Istri,, : (tersenyum bijak) sebenarnya umipn demikian, umi trsiksa.. Tp umi sibukkan dgn pekerjaan. Krn abi yg meminta umi utk bkrja, makanya umi krja.. Jika kini abi minta lg utk brhenti,, maka ALHAMDULILLAH, kebetulan bsk umi akan menyerahkan laporan ini k boss, sekalian umi mngundurkan diri..
Suami ; ''Benarkah umi?? Alhamdulillah,, terima kasih sayang,, kau tdk menyalahkan abi dn menuruti keinginan abi. Abi minta maaf ya,, abo br sadar kalau trnyata materi tak menjamin kebahagiaan dn ketenangan hidup. Meskipn sgl sesutu butuh materi, tapi jika kita pndai brsyukur dn qona'ah apa yg ada, maka kita akan merasa cukup. Sekali lagi terima kasih ya sayang,, umi memang benar2 istri abi yang cerdas...
Istri,, : ''Jadi selama ini umi bukan istri abi yg sebenarnya,,,?? (trsenyum mengoda,,)
Suami,, : hegh,,, .... (kaget dn trsedak tapi dia langsung menarik istrinya k dlm pelukan saat melihat kerlingan dan senyum manis nan mengoda sang istri.. Senyum dn kerling yg sdh 2 bulan tdk di nikmatinya,, dn bisa jadi tdk akan prnah di nikmatinya lagi jika dia tdk tegas mengubah pikirannya agar istrinya brhenti bekerja..)